Jumat, 29 Juni 2012

BBM BERSUBSIDI

BBM BERSUBSIDI
The three options 
Pemerintah sempat mengeluarkan tiga opsi menyangkut masalah BBM bersubsidi (premium), yaitu pembatasan BBM bersubsidi, konversi BBm ke BBG (Bahan Bakar Gas), dan menaikkan harga. Awalnya, pilihan pemerintah lebih ke pembatasan. Rencana ini sempat dibenarkan Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, yang bilang pemerintah akan melarang mobil pribadi berplat hitam pakai premium. Yang boleh pakai premium hanya pengusaha mikro, perikanan, pertanian, motor, dan transportansi darat (kendaraan roda tiga atau plat kuning). Menkeu juga sempat memastikan rencana ini bakal dilaksanakan mulai 1 april 2012 secara bertahap. Tapi, sampai menjelang tanggal pelaksanaan, pemerintah belum juga mengambil keputusan yang jelas. Jika dipaksakan, banyak pengamat yang menilai pembatasan ini rawan kericuhan dan perlanggaran.
Government’s final decision
Setelah opsi pembatasan BBM banyak menuai kontroversi, akhirnya pemerintah memilih menaikkan harga BBM bersubsidi. Presiden SBY bilang, Negara terpaksa menaikkan harga premium karena harga minyak dunia yang terus melonjak, yaitu mencapai U$$ 115 per  barrel. Kalau pemerintah nggak menaikkan harga, APBN kita terlalu banyak tersedot untuk BBM bersubsidi, yang nilainya mencapai RP. 210 triliun. Padahal, 77% subsidi BBM selama ini nggak tepat sasaran alias dinikmati masyrakat ekonomi menengah ke atas. Menurut Menkeu, mulai April  2012, tarif BBM premium akan naik RP. 1500 jadi RP. 6000/liter. Kenaikkan ini katanya menghemat APBN kita hingga RP.57 triliun.
How to handle the new policy
Kenaikan harga BBM cepat atau lambat harus dilakukan. Yang harus diperhitungankan, kenaikkannya selalu diikuti naiknya harga barang dan tarif dasar listrik ( TLD ). Udah pasti kan akan menyulikan masyrakat. Pemerintah memang menjamin akan mengeluarkan bantuan langsung sementara masyrkat (BLSM) sebesar  RP.150 ribu/ bulan untuk 18,5 juta kelurga miskin supaya tetap bisa beli kebutuhan mereka. Tapi, kita tentu masih ingat ricuhnya pembagian BLT beberapa waktu lalu. Buat mencegah kenaikan tariff angkotan umum, pemerintah juga menyiapkan dana kompensasi RP.5 triliun. Semoga semua langkah antipasi itu bisa jadi solusi yang real untuk mengatasi efek naiknya harga BBM.
Look at the bright side
Meski keliatannya cukup berat, rencana  kenaikan harga BBM ini juga punya dampak positif, kok. Kalau dijalankan dengan benar, hasil penghematan subsidi BBM bisa dialihkan ke sektor lain kayak pendidikan, kesehatan, pembangunan dan perbaikan infrastruktur transportasi. Dengan transportasi yang baik, kita pasti nggak ragu memilih kendaraan umum disbanding kendaraan pribadi. Kemacetan di jalan raya makin berkurang, dan dana pendidikan buat masyrakat pun bisa makin besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar